Kamis, 20 Mei 2010

“PUASA ADALAH PELINDUNG”
“Oleh : DR. Amir Faishol Fath dikutip dari Buletin Ar-Rahmah”

Rosullullah SAW menyuruh orang yang hawa syahwatnya sudah menguat namun belum mampu menikah agar berpuasa. Rosulullah menjadikan puasa sebagai wijaa’ (Maksudnya memutuskan syahwat jiwa) bagi syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga bisa terkontrol, menenangkan seluruh kekuatan (yang jelek) ditahan hingga bisa taat dan dibelenggu dengan belenggu puasa. Telah jelas bahwa puasa memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menjaga anggota badan yang zhohir dan batin. Oleh karena itu Rosulullah SAW bersabda :
“Wahai sekalian para pemuda, barang siapa diantara kalian telah mampu ba’ah (yang mampu menikah dengan berbagai persiapannya) hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa’ (pemutus syahwat) baginya”. (HR. Bukhori 4/106 dan Muslim 1400 dari Ibnu Mas’ud)
Rosulullah SAW telah menjelaskan bahwa surga diliputi dengan perkara-perkara yang tidak disenangi, dan mereka diliputi dengan syahwat. Jika telah jelas demikian wahai saudaraku sesama muslim sesungguhnya puasa itu mematahkan tajamnya syahwat yang bisa mendekatkan seorang hamba ke neraka, menghalangi orang yang puasa dari neraka. Maka puasa adalah benteng dari neraka, dan perisai yang menghalangi seseorang dari neraka. Rosulullah SAW bersabda :
“Puasa adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka.” (HR. Ahmad 3/241, 296 dan 4/22 dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shohih Targhib wa Tarhib 1/966).

0 komentar: